Makan siang gratis: Apakah Rasional?

Marsi Adi Purwadi & Boy Piter Nizu Kekri, Dosen Prodi Ekonomi Pembangunan, FEB UNCEN

Sumber Ilustrasi: https://direktoratsd.id/sekolahsehat/sehat-bergizi/index.html

 

Dinamika pelaksanaan pemilu Tahun 2024, calon presiden dan wakil presiden saling kontestasi terkait ide dan gagasan. Sangat menarik paslon urut dua yaitu Pak.Prabowo dan Pak.Gibran, memberikan narasi tentang program stategis mereka berupa “Makan Siang Gratis”, tentunya narasi saat pelaksanaan pemilu telah melewati tahapan kajian serta bedah pemikiran tim pemenangan. Kemungkinan mereka memiliki keyakinan bahwa “Makan Siang Gratis” mampu memberikan efek positif terhadap fundamental masalah di Indonesia, jika disandingkan dengan teori kebutuhan maslow, maka benar adanya sebagian besar masyarakat Indonesia, masih membutuhkan jaminan kebutuhan fisiologis.

Hal ini relevan menurut visual data macrotrends.net tentang Indonesia Hunger Statistics Tahun 2020, terindikasi 6.50% penduduk konsumsi dibawah energi minimum. Catatan lainnya mengutip laman resmi DPD-RI, Tahun 2022 terdapat 6.10% penduduk Indonesia hidup kelaparan, fakta terbaru proyeksi BPS Indonesia mengenai proporsi populasi mencukupi energi kesehariannya, melalui indikator Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan. Faktanya Indonesia Tahun 2023 nilai prevalesi rata-rata 8.53%, ada lima Provinsi tertinggi nilai prevalesi yaitu papua 35.63%, maluku 30.27%, Maluku Utara 29.06%, Papua Barat 24.00%, dan Kalimantan Utara 15.92%.

Pertanyaanya, benarkan “Makan Siang Gratis” tergolong rasional, secara fenomena menurut data dan informasi. Sepertinya gagasan program strategis tersebut, mampu memperbesar probalitas pengentasan masalah fundamental bangsa Indonesia. Secara empiris program seperti ini, telah dilakukan di beberapa negara dan memberikan efek positif bagi masyarakat. Negara Jepang dengan istilah “Shokuiku”, India menggunakan istilah “Mid-Day Meal Scheme”, Malaysia menyebutnya dengan istilah “Rancangan Makanan Tambahan). Hasil kajian dari The Global Child Nutrition Foundation, tentang program makan bagi sekolah di seluruh dunia, di area Asia Selatan/Timur/Pasifik dengan cakupan 26.00% cakupan program makanan bagi anak usia sekolah. Sehingga “Makan Siang Gratis” hemat saya terindikasi “rasional” karena memenuhi aspek fenomena aktual dan aspek empiris (Praktek Cerdas Negara Lain). Sehingga jika program “Makan Siang Gratis” menjadi salah satu program prioritas nasional, terindikasi akan berpeluang menuai keberhasilan dimasa depan. Dengan catatan bahwa, memenuhi “asas” good governance, serta “arif” tata kelola objek, subjek, proses, dan tujuan program strategis “Makan Siang Gratis”.

10 comments

Leave a comment